Wednesday, November 6, 2013

Hijaulah Rumahku Hijaulah Bumiku


lestarikan alam
Mencintai lingkungan hidup dan melestarikan sumber daya alam harus dimulai sejak dini. Mengapa? Karena generasi muda adalah penerus. Mereka akan melanjutkan kehidupan selanjutnya dari apa yang kita wariskan sekarang.  Bumi yang kita tempati adalah anugerah dari Tuhan yang wajib kita jaga, kita pelihara, dan kita cintai. Tentu kita tidak ingin mewariskan kondisi alam yang rusak kepada anak cucu kita nanti. Bumi tempat tinggal kita adalah tempat untuk kelangsungan hidup anak cucu generasi mendatang. Tak hanya milik umat manusia namun juga milik seluruh mahluk ciptaan Tuhan.
Bagaimana agar kita peduli apa yang terjadi pada bumi sekarang ini? Bagaimana agar kita dan anak-anak kita sadar bahwa perubahan yang kita lakukan terhadap alam sekitar, terutama pada sumber daya alam, mengakibatkan perubahan pada iklim di bumi kita, pemanasan global, dan menurunnya kualitas elemen pendukung kehidupan kita; air, tanah, dan udara.  Pendidikan, kampanye, dan ajakan hendaknya dijalankan oleh semua elemen masyarakat, baik dari pemerintah, pendidik, aktivis dan masyarakat umum. Sehingga setiap unsur dari masyarakat mendapat pengetahuan tentang pentingnya pelestarian lingkungan, dan mengetahui dampak dari setiap perbuatan yang tidak bertanggungjawab pada sumber daya alam, akan mengakibatkan kesengsaraan bagi kita sendiri, dan warisan yang buruk bagi anak cucu kita nanti.
Mengajak anak di rumah untuk mencintai lingkungan dapat dimulai dengan menanam pohon bersama, memelihara bunga-bunga, menghemat penggunaan air dan listrik, serta membiasakan membuang sampah dengan memilah-milahnya, dan belajar membuat kompos.  Sambil memelihara tanaman, anak-anak dapat belajar mengenai pentingnya penghijauan.  Hubungan dengan pelajaran di sekolah, pendidikan agama, dan kecintaan pada lingkungan hidup dapat dibahas dan dilakukan beserta prakteknya dengan melakukan hal-hal di atas bersama-sama.  Merawat bersama-sama tanaman dan tumbuhan merupakan kegiatan yang menyenangkan dan menyehatkan dan dapat dilakukan bersama oleh setiap anggota keluarga.
Setiap hari libur, kami di  rumah membiasakan diri untuk merawat halaman dan kebun kecil kami, dimana terdapat pepohonan dan bunga-bungaan. Sambil bekerja, saya  memberitahukan nama-nama pepohonan, baik nama daerah maupun nama latin kepada anak-anak. Namun untuk menumbuhkan kreativitas dan rasa memiliki, jadilah pohon-pohon dan ikan-ikan di kolam kami, memiliki nama unik sendiri-sendiri.  Anak saya di rumah menamai pohon durian kami dengan nama Marjum, dia menyayangi pohon durian yang dia tanam itu dengan menyiraminya dan melakukan pemberian pupuk secara rutin.
Selain menanami halaman dengan pepohonan, mengajarkan anak untuk menghemat air dan penggunaan listrik, anak pun dibiasakan untuk membawa bekal minum ke sekolah dengan wadah sendiri. Kenapa? Agar tidak banyak sampah plastik yang dibuang dari pembelian minuman.  Sayang sekali di kota kami tidak ada counter pembelian air minum otomatis, dimana kita dapat membeli minum dengan memasukkan koin dan meletakkan wadah yang kita bawa pada keran yang mengucurkan air bening sesuai pembelian kita.  Bahkan lebih baik lagi apabila gratis.
Saya sendiri saat ini selalu berusaha untuk membawa kantung belanjaan sendiri untuk berbelanja, sehingga mengurangi plastik-plastik yang biasa diberikan pedagang untuk mewadahi belanjaan kita. Coba hitung berapa kantung plastik yang kita dapat dari sekali pembelanjaan ke pasar.  Plastik adalah musuh besar bagi lingkungan karena sifatnya yang sulit terurai. Perlu ratusan tahun agar plastik dapat terdekomposisi.
Pemerintah telah menetapkan Undang-undang No 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Namun tidak hanya pemerintah dan aktivis yang perlu pro aktif dalam pengelolaan sumber daya alam, saya yakin bahwa tanggungjawab memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan, melakukan penghijauan dan melestarikan alam, adalah tanggung jawab setiap individu. Kita semua memiliki tanggung jawab itu, sebagai manusia, sebagai anggota masyarakat, dan sebagai warga dunia.  Dan kita pun bertanggung jawab untuk mendidik anak-anak kita agar memiliki kesadaran tersebut agar terus berlanjut sampai generasi yang akan datang.

http://miramarsellia.com/2010/03/24/hijaulah-rumahku-hijaulah-bumiku/


EmoticonEmoticon